0


PUISI RIYON FIDWAR
Kepada Nyamuk

tak usah kau bernyanyi di sampingku
apalagi meminta sedikit darahku
nanti kekasihku marah
dan memukulmu

simpan saja nyanyianmu untuk
anak-isterimu
yang tak bisa tidur di kamar sebelah

Padang, 18-10-2011

D imana Kau Menyimpan Harum Bunga?
  
bunyi kepak kupu-kupu membadai di atas daun bunga
mengipas pengharapan yang tenggelam pelan-pelan
dalam keputusasaan.
bila suatu waktu bunga
tak bisa beri kembang,
apakah kau akan mencari?

kulihat kau meniti jalan lengang
sambil membungkuk
dengan keletihan yang teramat.
nasib terlalu meletihkan.
tapi  begitulah

kulihat kau meniti jalan lengang
dengan batuk yang menggantung di tenggorok,
dalam keputusasaan. di belakangmu
angin membadai
di antara daun bunga
yang dulu tanpa harum

Padang, 11 Mei 2012

Di Maninjau
: bersama maesa

sekolam danau beriak
mencari tepian teduh angin datang.
mengisi kantong lambung
dengan lokan-lokan yang diselam
anak-anak di dasar danau.

angin terlalu kencang sehingga matahari
terjatuh dan terjepit di punggung
gunung. segerombolan anjing menyalak-nyalak,
mungkin habis berburu bersama empunya

di pinggir danau, air beriak membentuk ombak
ombak kecil buatan
keramba ikan yang turun-naik.
sebab anak anak-anak berlari-lari di atasnya.
pondok kecil menggigil dikejutkan
angin yang datang dari punggung gunung

matahari nampak lelah
bergantung dan kita mendaki kelok,
mencapai ujung gunung
lagi-lagi anjing menyalak entah darimana

Padang, 09-10 Maret 2012

Gerimis Pertama

gerimis berlinang dari matamu,
menyirami tanah yang dulu
kau tanami biji rindu.
angin bergerak sangat cepat
dan hilang dalam gumpalan rambutmu
daun-daun rindu berguguran
ke tanah menjadi bangkai
rumput-rumput basah bebukitan
menggigil dan batu-batu mendengkur.
di ujung bulu matamu yang runcing
gerimis bergelantungan

Padang, 08-03-2012

Nyanyian Burung Merak

Kau bernyanyi
Di waktu pagi hari
Ketika semua orang
Mencari ketenangan:
Ketenangan yang sunyi

Kau bernyanyi
Dengan puisi
Yang kau hadiahkan
Kepada puanmu
Yang rindu akan kecupan

Sepanjang pagi itu
Kau bernyanyi
Tanpa ragu
Puanmu pun datang tanpa ragu
Dengan suara yang panjang
Menyambung nyanyianmu
Tanpa harus peduli
Sama orang-orang
Yang sibuk mencari
Ketenangan

Ketika nyanyainmu
Dan suara puanmu
Bersabung suara
Menjadilah perpaduan
Yang merdu

Inilah nyanyian
Untuk menghibur hatimu
Di mana waktu
Sewaktu-waktu akan datang
Dan merenggut
Nada-nada iramamu

Padang, 20022013


*Penulis bekerja di ruang Pendokumentasian Tubuh Jendela

Post a Comment

 
Top