0
Ketika kita masih kanak-kanak
kau sangat suka mengejar kunang-kunang
sampai tengah malam. Kadang-kadang
kau menyelinap di bawah rumpun-rumpun kembang
sepatu dan rumpun serai. Sesekali
malam menangkapmu.

Kunang-kunang kecil mengerling di kedipan matamu
dan bersembunyi di daun-daun hitamnya rambutmu
menyuluti bunyi tangis
kanak-kanak.
"Ke mana sembunyinya?"
Aku mengejar dan mencari pekikmu

Hitam malam memberikan kita segalanya
dari cahaya bintang dan bunyi jangkrik
bahkan dentum ombak musim timur.

Tapi kini aku tersadar bahwa
kita bukan lagi kanak-kanak
yang suka mengejar kunang-kunang di malam hari.

Kita sekarang ombak
yang tak miliki arah datang .

Usia telah merubah sikap kita
menjadikannya tahun-tahun yang sengit
dan tanpa ampun. Aku kenang jua
masa kanak-kanak kita
di mana dahulu engkau bersembunyi di rumpun kembang sepatu
dan serai.

Kunang-kunang itu telah membawa kita sampai remaja
dan menghapus jejak kaki kita yang kecil.
Aku hanya bisa mengenang kegelisahan kita
ketika mencari kunang-kunang
yang ternyata telah terbang ke laut
bersama ombak musim timur.

"Ke mana sembunyinya?"
Aku mengejar dan mencari pekikmu

Marapalam, 17032014

Post a Comment

 
Top