oleh Riyon Karang Linon pada 17 Juni 2011 pukul 1:24
Lara, dalam laras
Ada rindu yang belum jelas. Dan
Tahan dulu airmatamu
Meski luka menganga. Negri ini
Adalah sempit. Seperti mulut laras
Yang bermata saga
Lara, dalam laras
Tak perlu takut. Sebab
Besok atau lusa kau akan bebas.
Hiruplah udara yang datang dari laut
Kemudian jatuhkanlah airmatamu yang menggantung itu.
Tumpahkan pada luka yang menganga
Rasa garamnya
Lara, dalam laras
Kini rindu telah menemui tuhannya
Tidurlah di sampingku
Dan luka yang kemarin, tanam di bawah karang
Lara, dalam laras
Telah pulang
Padang, 2011
Ada rindu yang belum jelas. Dan
Tahan dulu airmatamu
Meski luka menganga. Negri ini
Adalah sempit. Seperti mulut laras
Yang bermata saga
Lara, dalam laras
Tak perlu takut. Sebab
Besok atau lusa kau akan bebas.
Hiruplah udara yang datang dari laut
Kemudian jatuhkanlah airmatamu yang menggantung itu.
Tumpahkan pada luka yang menganga
Rasa garamnya
Lara, dalam laras
Kini rindu telah menemui tuhannya
Tidurlah di sampingku
Dan luka yang kemarin, tanam di bawah karang
Lara, dalam laras
Telah pulang
Padang, 2011
Reski Kuantan Lara dalam Laras,aku nikmati ini,
hehheSalam hangat Riyon Karang Linon:)
18 Juni pukul 18:59 ·
Riyon Karang Linon
Yaman Septiaji Djohan: hihi .........Irma DanMafaza: lah wak cubo nahannyo tp kalua juo,,tu ba a lai....
Nasrul Lumiere Foie: makasih
19 Juni pukul 22:39 ·
Herlino Ballong mantab,. .
dalam karang, wka le, nga bajan ek bahak karang wa,. .
nitorok ita siuk,. .
hehe
20 Juni pukul 11:47 ·
Riyon Karang Linon @semua: yaya...tp entahlah...aku juga tak tahu apa y sedang aku pikirkan...hihi
22 Juni pukul 0:39 ·
Riyon Karang Linon io,mak...wak tau ndak ttg kampuang mamak...ihihihtlat sekolah.....
28 Juni pukul 11:08 ·
Syafriadi Sangirlara,,, ndak. laras(lareh) itu namo suku, bagian dari suku caniago. Laras(*laeh) itu untuk atok rumah gadang.
29 Juni pukul 22:57 ·
Riyon Karang Linonai,,puisi wak di samo an samo atok rumah gadang...ndeh-ndeh...
4 Juli pukul 21:39 ·
Syafriadi Sangiritulah,,nampaknyo ang yok harus baco kamus minang dulu, sabalun buek puisi.
4 Juli pukul 22:09 ·
Post a Comment