: maesa
setiap letupan kata dari bibirmu, telah menjadi cadu
begitu nikmat mendengar letupan itu
nyaring dan tipis
seperti busa-busa sabun
yang bergelinding di lekuk tubuh
janganlah engkau terlalu jauh
janganlah tarik bibirmu dari keringatku
hangat matahari hanya sekejap menusuk
tapi dinginnya rindu akan beku dalam sunyi
dan aku akan kaku
sebab lidahku tak mampu lagi menjilat candu di bibirmu
jangan tinggalkan aku dalam sunyi, sebab
setiap butir-butir sunyi itu ada seribu kegundahan
jangan tinggalkan aku, walau semenit
sebab setiap tik-tak jam adalah
pukulan mati bagiku
engkau menyimpan canduku
di balik garis bibirmu
maka jangan tinggalkan aku
di sini. meskipun sekedip mata
Padang, 13-12-2011
Post a Comment