0

Angin mendesir di rusuk tugu
lalu membeku
di dagingku, di dagingmu
di kaki tugu itu
kita saling pandang
dalam rindu yang sama.

Temaram lampu
yang seperti kunang-kunang itu
seakan membuang kita jauh
ke masa-masa yang tak pernah kita kenali sebelumnya.

Lihatlah, Jam Gadang
yang sudah menginjak usia lanjut
masih sendiri tanpa kekasih.
Kau tahu
sudah berapa banyak prahara
yang sudah disaksikannya.
Entahlah.

Dengarlah tarikan nafasnya
yang sudah mulai berat.
Sebab sesaknya toko, PKL,
badut bahkan pengunjung.

Kita sudah terbius dengan alam
yang baru saja kita masuki
sehingga lupa bahwa malam bertambah tua.
Matamu telah membiusku.

Bukittinggi-Kampungdalam, 06122014

Post a Comment

 
Top