Kabar Puisi
Maaf, aku baru bisa menuliskanmu
surat
Ada yang ingin aku beritakan
kepadamu. Tentang surat
Yang waktu itu kau kirimkan
Aku tak memaksamu untuk menangisi
surat ini
Karena memang tak ada yang perlu
ditangisi.
Sekarang aku sudah punya kekasih
paling setia dan jujur. Kami
menghabiskan waktu
hanya di tempat tidur. Badanku
menjadi kurus
Bicaranya sangat romantis
kepadaku
Dengan nada-nada yang menggoda.
Tapi sakit yang ditanamnya itu
mencekik.
Karena sakit itu aku ingin sekali
membunuhnya
Saat ini kami terbaring di atas
ranjang
Sakit itu ternyata bukan hanya
mencekikku. Ya, aku sadar ternyata
aku semakin bergairah
Kau tahu:
Dia menekan dadaku sangat dalam
Sakitnya mendesak ke otak. Aku
mual
Aku berhenti mendesah
Dia semakin bergairah
Digamitnya tubuhku. Semakin erat
Aku tak bisa bernafas. Sambil
meronta-ronta
Di atas meja kecil
Dekat ranjang kami. Ada sebuah
gunting
Meminta darah!
Aku tak memaksamu untuk menangisi
surat ini
Karena memang tak ada yang perlu
ditangisi
Semejak kejadian itu
Kami pisah ranjang
Dia terbaring di rumah sakit
Aku terbaring di kuburan
Padang, 16112013
Post a Comment