0

PUISI RIYON FIDWAR
Kabar Puisi

Maaf, aku baru bisa menuliskanmu surat
Ada yang ingin aku beritakan kepadamu. Tentang surat
Yang waktu itu kau kirimkan

Aku tak memaksamu untuk menangisi surat ini
Karena memang tak ada yang perlu ditangisi.

Sekarang aku sudah punya kekasih
paling setia dan jujur. Kami menghabiskan waktu
hanya di tempat tidur. Badanku menjadi kurus

Bicaranya sangat romantis kepadaku
Dengan nada-nada yang menggoda.
Tapi sakit yang ditanamnya itu mencekik.
Karena sakit itu aku ingin sekali membunuhnya

Saat ini kami terbaring di atas ranjang
Sakit itu ternyata bukan hanya mencekikku. Ya, aku sadar ternyata
aku semakin bergairah

Kau tahu:
Dia menekan dadaku sangat dalam
Sakitnya mendesak ke otak. Aku mual
Aku berhenti mendesah

Dia semakin bergairah
Digamitnya tubuhku. Semakin erat
Aku tak bisa bernafas. Sambil meronta-ronta

Di atas meja kecil
Dekat ranjang kami. Ada sebuah gunting
Meminta darah!

Aku tak memaksamu untuk menangisi surat ini
Karena memang tak ada yang perlu ditangisi

Semejak kejadian itu
Kami pisah ranjang
Dia terbaring di rumah sakit
Aku terbaring di kuburan


Padang, 16112013

Post a Comment

 
Top