0

Menunggu Kepulangan
: buat tarmizi

Aku tak tahu sejauh ini matahari
menyesatkan langkahmu,
menelusuri jalan-jalan kota
menyelami bumi sampai ke lubuknya
dan memimpikan senyuman.

Dua puluh empat bulan, mungkin
lebih. Tak rindukah kau
dengan ayunan kecil yang tergantung
di halaman rumah
atau ikan-ikan
yang dilepaskan ayah di lautan?

Dik, ibu telah pandai membeli hujan
pengganti air matanya.
Sebab air mata yang dulu
telah kering bersama kemarau,
beberapa bulan lalu.

Tak kutahu bagaimana nantinya
pertemuan kita.
Apakah masih seakrab dahulu
atau mungkin akan berjarak
sebab usia?

Jika besok kau tiba di rumah
bacalah sajak ini
untuk sekedar catatan
bagaimana kami serumah
menunggu kepulanganmu.

Kampungdalam, 07052014

Post a Comment

 
Top