0
Aku adalah anak burung yang belajar terbang
meninggalkan sarang.
Tak kutahu sekejam apa dunia.
Yang jelas kedua sayap
bisa kukepak.
Ayahku elang ibuku merpati.
Dan aku terlahir sebagai
burung hantu yang diam-diam
datang ke negerimu.
Menikmati cahaya bulan dan temaram
lampu yang belum ada di negeriku sendiri.
Tanah rantau adalah pertarungan
hidup mati kata ayah.
Di sana ada banyak binatang pemangsa,
yang sewaktu-waktu akan menikammu.
Aku tak percaya,
bagiku rantau adalah tempat didikan untuk dewasa.
Bukankah air yang mengalir itu akan jernih.
Pituah itu kuimani.
Dan kini aku gagahi rantau
seperti kuda nabi yang gagah dalam perang.
Pedang dan panah telah kurasai luka dan perihnya.
Si burung hantu kini bergentayangan
di gedung-gedung kota,
di tiang-tiang kota dan di pohon kayu
sambil bernyanyi memuja purnama.

Kampung dalam, 10102014

Post a Comment

 
Top