0


Entah apa yang ada dalam
pikirannya, perempuan itu
datang dengan rambut kusut
dan muka kusam langsung masuk
nerobos pintu rumah dengan kaki
kanannya. Di tangannya ada
sepotong kertas. Disandarkannya
batang tubuh yang letih itu dan
menyuluti sebatang tembakau
gulung. Dinikmatinya tenang-tenang
sambil menutup kedua
matanya. Ai, racun tembakau
membikin rindu pada bayanganmu.

Tiba-tiba saja dia menekur,
membenamkan mukannya di antara
kedua tempurung lutut yang layu
itu. Apa yang sebenarnya terjadi?
Angin masuk menusuk-nusuk
daging. Disulutnya lagi rokok
gulung itu. Lagi. Lagi. Lagi. Jadi
puntung. Digulungnya lagi. Dan
sekali lagi.

“tuhan, mengapa harus lelaki itu?”

Apa yang sebenarnya terjadi. Aku
gelisah memikirkannya.

kamupungdalam, 08102014

Post a Comment

 
Top