0
Telah datang saudaraku
dengan kapal tadi pagi. Setelah kokok ayam
jantan pertama. Kujemput ia
ke pelabuhan. Dingin di pagi itu begitu menusuk
masuk ke dalam rabu, seperti
rindu yang menganga ini.

Saudaraku telah menunggu di pelabuhan,
sebuah tas, satu kotak, dan plastik hitam ditentengnya.

Dari jauh, sebelum menghampiri,
aku melihatnya, bersandar pada sebidang dinding
jaket yang dikenakannya nampak lesuh.
Matanya gelisah menatap pintu gerbang.

Saudaraku menatap aku tenang-tenang
perlahan-lahan dijangkaunya bahuku, digamitnya,
dirangkulnya tubuhku. Hangat badannya terasa nyaman
dengan udara dingin saat itu. Seperti kopi pagi
mengalir ke dalam nadi. Rindu dalam dadanya
mengalir deras di sungai sukmaku.
Kami menangis. Melepas kebahagiaan ini.

"Di sana tidak ada apa-apa. Tapi di sini (sambil menunjuk dadaku)
segalanya ada." dalam isak rindu yang melembabkan.
Setelah itu, kami tak berkata-kata sampai ke pintu rumah.

Padang, 20160201



Post a Comment

 
Top