0
Di kertas ini
kau tulis namamu
sebagai tamu, katamu.
Lalu aku mengikuti
menuliskan namaku
di bawah namamu.

Kau lantas berjalan mendahului
takut kehabisan adegan.
Aku menyusul dengan sedikit takut
sebab tak ada banyak cahaya.
Aku duduk di sampingmu
dengan nafas dan degup jantung
yang belum normal.

Di panggung itu
para lakon bergentayangan
seperti setan. Lalu menghilang
entah ke mana.
Mata tak sedikit pun berkedip
aku tak tahu apa sedang terjadi.

Lampu kali ini
benar-benar mati.
Tak ada suara.
Saat lampu hidup satu-satu
panggung telah terisi
dengan kotak-kotak kayu.
Seseorang berdiri di atasnya
dan berkata, "Akulah kekasihmu. Akulah kekasihmu!"

Lampu berkali-kali mati
ini sudah adegan keberapa?
Jantungku semakin takut berdegup
sedangkan matamu masih tidak berkedip.

Aku menjerit sejadi-jadinya
"Tolong. Tolong," seorang lakon lagi
berteriak di atas kotak itu.
Lampu mati sekali lagi, lalu hidup
gemuruh tepuk tangan mengisi ruangan ini.

Sudah selesai, bisikmu.

Padang, 02022016

Post a Comment

 
Top