0
Tak usah kau remukkan dirimu dengan hari lalu
jangan pula merusak hatimu dengan racun tikus.
Dua patah sajak kukira
akan mampu membuka matamu melihat
Selasa, Rabu, Kamis, dan seterusnya.

Bukankah dulu kau pernah bilang bahwa
hatimu gunung yang tinggi. Di puncak itulah
kita akan meneguk sunyi yang dingin.
"Matilah dengan sepantas-pantasnya kematian." bisikmu suatu kali.
Tapi kau malah mencabik-cabik dagingmu dengan
kenangan yang buram.

Bahkan hingga kini
aku masih menunggu sajak-sajakmu
sambil menikmati segelas kopi.

Padang, 2016


Post a Comment

 
Top