Jasmine
Jasmine
menangis
melihat
orang tuanya mengumpulkan barang jualan
setelah
kiosnya digusur oleh satpol pepe
sambil
menangis. Melihat dinding-dinding kiosnya
yang
rata dengan tanah. Yang lebih memprihatinkan lagi
hidup
mereka. Mau dapat uang dari mana.
Kios
habis barang habis. Semua jadi rongsokan
bila
dijual pun harganya hanya cukup beli rokok sebatang
dan
dua buah mi instan. Hanya untuk sehari.
Jasmine
menderita busung lapar
tak
lama setelah penggusuran itu.
Ayah
jasmine bingung. Mau ke rumah sakit
atau
kuburan? Biaya terlalu mahal, tanah pun
tak
punya untuk menanam rumput.
Melihat
ayahnya yang kebingungan,
Jasmine
meminta mati.
Tapi
ayahnya menegur, sebab
tak
ada tanah untuk berkubur.
Tak
lama setelah itu
keduanya
mati.
Jasmine
terkubur dalam perut ayahnya,
sedangkan
ayah jasmine
terkubur
di dalam koran.
Lubuk
Begalung, 07042014
Ongkos I
Betapa mahalnya ongkos untuk
hidup
hanya untuk buang hajat saja
harus mengeluarkan
beberapa ribu rupiah. Belum lagi
bayar parkir dan
jajan. Untuk makan
sekurang-kurangnya lima belas
ribu rupiah
belum termasuk nasi tambah dan
minum.
Apa yang sebenarnya terjadi
dengan nilai rupiah?
Kampungdalam, 08042014
Ongkos II
Pacar minta ketemu
tapi tak ada ongkos untuk naik
angkutan,
tiga ribu rupiah. Bukan sedikit,
nilai tersebut sudah bisa hidup
untuk sehari.
Honor tulisan tak cukup beli buku
makanya setiap ambil honor
harus ditabung,
tak ada anggaran buat pacaran.
Jika uang sudah cukup beli buku
sisanya harus ditabung lagi
buat kawin.
Pacarku terus mengirimkan pesan
singkat
minta ketemu. Pulsa tak ada
untuk balas. Terpaksa didiami
saja,
terpaksa rindu digantung di tali
ponsel.
“Hari ini aku tak ke mana-mana,
sayang,
hanya di kontarakan saja. Aku
lupa menaruh
uang. Tapi rindu sudah naik
sebahu”. Gumamku
ganti membalas pesanmu.
Kampungdalam, 08042014
Post a Comment