0
 Senandung Anak Karang

: untuk kau yang datang

Di laut cerita menggelinding menjadi ombak
terburai membilang senja.
Ini hari tak bisa dipastikan lagi
sebab maut kadang datang entah dari mana.

Matahari yang kuning telur pecah menjadi angan-angan
di manakah negeriku kini berada.
Kulik elang terdengar hingga ke dalam samudera
menyelami ketiadaan.

Ayahku nelayan ibuku juga. Mereka
menyelami benang kail hingga ke dasar kuali
di sanalah pertanyaan mencari jawaban.
Ikan-ikan bisu karang-karang tumbuh
di dalam diriku membikin gunung dari biji air mata.

Sebentar lagi perahu milik ayah akan berangkat meninggalkan dapur
dan juga kapal ibu. Keduanya pergi memecah karang.
Ombak, badai, matahari, hujan, arus, ikan, dan juga garam
adalah oleh-oleh untuk dimakan sepuluh tahun ke depan.

Dan bila kau datang nanti
semua sudah sedia.

Di laut cerita menggelinding menjadi ombak
terburai membilang senja.
Ini hari tak bisa dipastikan lagi
sebab maut kadang datang entah dari mana.

O, sepasang nelayan tak kunjung datang!

Lubuk Begalung, 06-07 Ap 2014


Sajak Ikan Terasi

Aku adalah terasi
yang membikin harum bau badanmu.

Kau keluarkan semua isi lambungku
kau ganti dengan garam.

Dalam pikiranmu
aku sudah mati karena menahan perih
dari pisaumu.

Tapi diam-diam
aku berpikir untuk membunuhmu.

Terasi asin
terasa darah.

Jangan pikir aku tak bisa berpikir untuk membunuhmu,
selagi mataku nyalang kau tak bisa apa-apa.

Lubuk Begalung, 07042014










Post a Comment

 
Top