0



PUISI RIYON FIDWAR*
Surat yang Tidak Lagi Datang

Biasanya kau kirimkan aku seamplop surat setiap pagi senin
Surat sederhana tanpa embel-embel yang menjenuhkan
hanya kau dan aku yang tahu

Ini hari sudah seminggu terlewati
Kotak surat tetap saja kurus tak pernah terisi
Bagaimana mungkin kau tak mengirimi aku desah yang resah.
Atau mungkin si pengantarnya sudah lupa alamat?

Bila hari penghujan
Kotak surat menggigil kedinginan
Apakah kau telah kehabisan airmata
untuk dijadikan tinta?

Aku menunggu surat yang tak lagi datang
Hingga hari membenamkan mataharinya sendiri
Kotak surat sudah semakin tua menunggu hari
Dan kabar belum juga datang

Di pintu rumah kulihat kotak surat yang renta itu
Menunggu kisah kekasihnya selanjutnya
Namun kemarau telah mengeringkan kakinya
Yang terpasung di tanah
Bagaimana mungkin si pengantar itu lupa dengan alamat?

Kotak surat sunyi menyepi di malam lembab. Dan
Rumah ini pun menunggu tamu yang belum pasti datang
dan aku masih saja dirundungi meriang

Bagaimana mungkin ini kusebut sebagai kehidupan
Sedangkan teman yang diajak untuk hidup sudah enggan
Berganti kabar.

Kotak surat semakin tua menanti
Rumah sudah ingin dihuni seorang tamu

Ya, kekasih adalah kehidupan yang selalu ditunggui
Begitu juga surat
Adalah airmata dan kegelisahan yang harus diramu.

Padang, 10082013


PUISI RIYON FIDWAR*
Mulut

Suara yang keluar dari mulut ini
Adalah suara burung-burung kelaparan
Yang sudah seribu waktu tak makan
Cicitnya yang reot membentur dahan-dahan mati
Mematahkan tulang-tulang dalam dirimu
Berdeguplah jantung yang tua dalam kelaparan, agar disangka tak mati
Berteriak dalam sakit lapar yang ternganga
Sedangkan mulut masih ternganga meminta suara
Sendawamu. Sambil menghadap matahari

Kau katakan ini adalah kemerdekaan bagi kami
Tapi kebebasan kau cabut dari mulut kami
Kau ini bagaimana?

Suara yang keluar dari mulut ini
Adalah suara burung-burung kelaparan
Yang sudah seribu waktu tak makan
Sehingga kami lupa bagaimana rasanya manis gula
Jika ini adalah sebuah kebebasan
Maka berkatilah kami dengan suara burung-burung yang baru saja
Menetaskan telurnya menjadi anak

Kau ini bagaimana?

Padang, 09082013

Post a Comment

 
Top