0



PUISI RIYON FIDWAR
Padang

setiap simpang di jalanmu ada yang lapar
apa lagi ketika malam datang
segerombolan gelandangan mengencingi badanmu,
meludahi wajahmu
tapi kau tak tahu
kau sibuk memperbanyak simpang-jalan di rusukmu
dan menyemprot ketiakmu
dengan sisa sabun yang menyimpan harum apel dan limau

padang, lihatlah simpang-jalan yang kau perbaiki itu
para jompo mengais sisa hidupnya di bak sampah
carut-marut yang dikumandangkan oleh ibu-ibu berbaju destar
para pesolek terbaring di simpangmu setelah ditindih oleh bapak-bapak
berkepala botak

padang, lihatlah rumah-rumah gonjong
yang berjenjang, menusuk perut langit
atap ijuknya telah berganti besi
dinding kayunya berganti batu

bangunlah dari tidurmu
ledakkan bukit barisan dengan teriakmu
jatuhkan airmatamu untuk jompo dan gelandangan itu

“mengertilah dengan kami
yang marah dengan kesedihan”.

Padang, 20-12-2011

PUISI RIYON FIDWAR
Sebait Saja
: maira

aku hafal benar debur ombak yang menghantam dadaku
hingga batuk pun tak segan-segan berucap
bunyinya seperti didih nasi
airmata pun datang menjawab salam
tapi aku tahan, untuk tidak berucap

aku hafal benar debur ombak yang menghantam dadaku
yang bergulung dari dalam
hingga kata tertahan
dan puisi menjadi lamunan

Haloban, 2011

PUISI RIYON FIDWAR
Aku Pinjam Bibirmu

seperti bibirmu
yang kupinjam tempo hari
di mana kita berada di ladang-ladang bunga
yang kosong dan lengang

seperti bibirmu
yang kupijam tempo hari
di mana rindu ternganga di tubuhmu
lalu kujahit dengan bibirku
di ladang bunga
yang lengang dan kosong

Padang, 13-11-2011

Post a Comment

 
Top