PUISI RIYON
FIDWAR
Carolina
: eksa
tunggu aku di lautmu, carolina
bersauhlah dulu di teluk-teluk
purba
di mana dulu kau suka menyemai
cerita
di tiap butir pasir
carolina, rindu ini seberat
gunung padang
yang menghimpit muara,
lihatlah ke arah selatan
mercussuar memberi tanda kepada
para nelayan
daratan telah dekat
carolina, aku akan karam bila
rindu ini tak tertimba dari dalam lambungku
karam seperti karang di laut
padang
Padang,
05-12-2011
PUISI RIYON
FIDWAR
Di
Jalan Padang I
:
saa malam
di jalan padang
yang bersimpang dan lengang
sesekali tikus got berlari
menyebrangi jalan
dan anjing menyalak bulan
sedang lampu-lampu kota
seperti kunang-kunang dari
kejauhan
seorang bocah berlari
tanpa celana
Padang,
06-12-2011
PUISI RIYON
FIDWAR
Di
Jalan Padang II
di jalan padang, aku
mencari rindu di tiap simpangnya.
di atap masjid, matahari terjatuh.
dan kau berdiam di emperan kota
sambil menikmati detak jantung
yang kian membadai
meremukkan tulang dada
Padang, 06-12-2011
PUISI RIYON
FIDWAR
Di
Jalan Padang III
di jalan padang, aku
melihat bocah-bocah berlari
menyebrangi jalan
tanpa celana.
Sedang ibunya asik bernyanyi di
pintu jalan
dan mukanya dibedaki dengan
tepung
Padang, 06-12-2011
PUISI RIYON FIDWAR
Surat Untuk Ibu
Bayang-bayang
masa lalu
Masih
merekat dan berjuntai
Di
pucuk mata
Dengan
keindahan masa lampau
Di mana
tangis adalah kekuatan
Dan
tawa adalah keikhlasan
Bayang-bayang
masa lalu
Adalah
kehidupan
Yang
telah semu
Dan
engkau seperti malaikat
Yang
tahu titah Tuhan
Bayang-bayang
masa lalu
Telah
kusimpan sebagai jimat
Tak ada
yang tahu
Kecuali
engkau
Ibu,
waktu terlalu tajam menyayat
Dan aku
sepertinya tak terlalu kuat
Menahan
perih luka
Ibu,
kini maut telah memilihmu
Menjadi
permaisurinya
Ikhlaskanlah
semua
Tak
usah lagi kau
Mengingat
suami atau anak-anakmu
Ibu,
inilah yang aku takuti dari dulu
Sebenarnya
takut ini
Adalah
kecemburuanku pada maut
Yang
telah memberimu kabahagiaan
Melebihi
suami sendiri
Jika
ini suatu kebahagiaan
Biarlah
airmata menjadi kunci
Kegaiban
Bayang-bayang
masa lalu
Begitu
pilu
Seperti
kini
Yang
menjadi perbedaan adalah
Tawa
dan tangis
Dulu
orang tertawa
Kini
mereka menangis
Masa
yang aku takuti telah tiba, ibu
Yaitu
kematian
Padang,
19032013
Biografi: Riyon
Fidwar lahir di Haloban, Aceh dan sekarang tinggal di Padang menyelesaikan
studi di Jurusan Sastra Indonesia Unand. Beberapa tulisannya, artikel dan
puisi, pernah dipublikasikan di media massa. Dia juga bergiat di ruang
dokumentasi TJ.
Post a Comment