0
Kamila, lukaku terluka
disayat mata kekasih
darah yang menggumpal dalam rabuku tumpah
bagai kotoran hewan.
Mata kekasih semerah bara
mengeram dalam dukaku.
Seribu kutuk dan sumpah
mungkin telah pula beranak-anak
menyesak pada rongga dadaku.

Kamila, seperti lilin
air mataku meleleh
dibakar api dendam.
Tapi, keinginanku untuk mencintaimu
tidak cepat kandas di tengah jalan,
walau dalam dagingku
rasa lebam terus menghunjam.

Kamila, seperti birahi
yang mengelupas dari kulitku,
tumbuh pada mataku pohon
berbuah pada dadamu.
Semisal ini musim panen
aku telah menyiangi jilatang dan rumput gajah.

Kamila, jangan
kaupaksa rinduku
kandas pada persimpangan yang rabun,
sebab dalam dadaku
sakit masih menjerit.

Padang, 16012017


Post a Comment

 
Top