0
Jika dahulu (bahkan sekarang) kita menghirup asap
dari produksi industri
yang dikemas dalam bentuk kretek,
lain halnya sekarang.
Kau bisa saksikan sendiri
bagaimana kabut itu mengepung dari segala sisi,
seperti maut.

Keadaan ini sudah berlarut-larut
dan belum juga usai.
Anak-anak bangsa sudah ada yang mati
karena peradangan pernafasan.

Kapan kabut yang kalut ini usai?
Apakah harus menunggu kematian
yang lebih banyak lagi?

Jika tidak ada lagi jalan,
maka kita harus menunggu 
sampai kayu-kayu di hutan menjadi abu.

Padang, 05102015

*Telah terbit di koran Haluan Minggu (18/10)

Post a Comment

 
Top