0
Rupanya ketika aku datang padamu
dengan sepucuk harapan
-di mana batang dan ranting rindu itu
telah lebih dahulu patah-
kebetulan perjumpaan ini
tidak pada waktu yang semestinya
ada dalam pikiranku.
Bayangan dalam lamunan
tidak sepenuhnya ada.
Bahkan lebih gaib dari kenyataan.

Lidahku mulai kelu
mengucapkan kata
untuk datang lain waktu
namun senyummu mengisyaratkan lain
tapi matamu seolah-olah
meremukkan aku
dan membenamkannya ke dasar lembah.

Ternyata menyambung rindu
di ranting kayu
adalah malapetaka.

Padang, 23052016

Post a Comment

 
Top