0























Kegelisahan Reski Kuantan


Di malam yang entah
kau pernah bilang, bahwa kita adalah kematian.
Aku kadang ragu, dan mulai malas mengikuti kelakarmu
tapi malam itu, sungguh, aku hanya mendengar saja.
Sebab di ruangan itu, hanya ada kita berdua.

Kita ini angin
yang datang dari entah
dan pergi juga ke tempat yang entah.

Aku tahu kau sedang gelisah malam itu
selain kopi dan rokok telah habis
kekasihmu juga sedang merajuk.

Ini hari yang membosankan,
terlalu monoton. Tapi ada sesuatu
yang tidak pernah aku mengerti,
bahwa kelakarmu yang riuh
membuat aku tak bisa tidur.

Lubukbuayo, 20150513

Maesa dan Bonekanya

Sudah sepuluh tahun berlalu,
orang tak pernah tahu
bahwa kau telah tertidur di samping beruang.

Sebelumnya aku juga tak tahu,
tapi pada waktu yang tak kusengaja
aku datang ke dalam mimpimu
dan melihat seekor beruang
sedang memelukmu.

Dia terlalu manja, bisikmu di telingaku.

Sontak aku terbangun
lalu manggut-manggut

Lubukbuayo, 2015


Menggali Luka Menggila

Di luka ada darah
yang belum habis kita bersihkan.
Kita tak pernah putuskan kapan kita akan berhenti menggali.
Kau menganggap ini mimpi
tapi kita mencium amis darah begitu kental.
Matahari belum sempat membakarnya menjadi kerak.

Di luka ada darah
yang telah berbelatung.

Di amis yang pekat ini
kau terlihat lelah.
Hanya jantung yang berdegup ketakutan.

Di tanganmu ada luka
yang berdarah. Saat kau lupa membersihkannya.
Kau bilang ini benar mimpi. Aku lelah.
Aku ingin tidur. Dan saat aku terbangun nanti,
kuharap aku tidak akan mengingat apa-apa lagi.

Semua menjadi lengang
amis darah sudah hilang.
Kini aku telah tersadar, benar
ini mimpi.

Aku tak merasakan apa-apa lagi
selain ngilu luka.
Dan kau entah di mana.

Lubukbuaya, 13042015

Bulan Di Jantung Kota

Ke manakah akan kubuang kegelisahan
malam ini?
Jika bukan kepadamu.
Lihatlah ke dalam diriku yang sunyi.
Yang hanya tinggal sekepal jantung
dan sungai darah yang kering.

 Kampungdalam, 17112014

Post a Comment

 
Top