0
Kamila, selamat tahun baru,
perkataanku ini mungkin terlalu
cepat aku kadukan kepadamu.
Jika mengingat perjumpaan
dan perkenalan kita
yang masih seumuran anak sawi.
Tapi, hari-hariku lekas lekat
pada jari-jarimu.
Ini nasib baik atau sebuah malapetaka,
aku masih ragu
untuk mengatakannya pada orang lain.

Kamila, nasibku memang tak sebagus sajak Chairil
yang berjudul "Pemberian Tahu" itu
bahkan lebih buruk dari puisi Wiji Thukul
berjudul "Rumput".
Jangan bayangkan diriku seperti jeroan, Kamila
kauakan muntah di dekatku.

Kamila, akulah debu yang mengotori
wajahmu. Menumbuhkan jerawat batumu,
komedomu dan biangkeringatmu. Kamila, hanya itu
yang bisa aku berikan padamu
di tahun yang baru ini.

Padang, 2017

Post a Comment

 
Top