0
:bersama Maira

Telah lama aku mengundangmu ke sini
keinginan itu terus lepas.
Kendati mengajakmu membaca kenangan negeri
yang purba kini.

Musim telah menulis tahun-tahun
di dinding Merapi
penuh pergumulan sejarah yang
hampir tak pernah kubaca.

Ini tanah moyangmu yang agung
tak laupuk di hujan, tak lekang di panas
betapa sakralnya.
Di benakku
sudah ada sejak kautanam benih sajak
dari lembaran daun kopi yang direbus dalam baskom
mereka menyabutnya Kawa Daun.

Angin membisik di telingaku,
berombak di kaki Merapi
mendingin di tengkukmu.
Di dangau ini
kita lepaskan segala cerita purba,
segala kesemutan dan segala-galanya.
Agar tak ada beban bila menuju kematian.

Di Tabekpatah, nama negeri itu,
kita masih duduk di dangau ini
melepas hujan panas yang renyah
sambil membaca hijaunya puncak Merapi.
"Dari sanalah muasal moyangku"

Padang, 10122015

Post a Comment

 
Top