0












Setelah gempa-tsunami melanda Aceh pada 26 Desember 2004 yang lalu dan menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap daerah itu, termasuk daerah pantai sumatera. Salah satu pesisir pantai Sumatera yang dilanda tsunami adalah Pulau Banyak. Sebelum terjadinya tragedi 26 Desember 2004 itu, alam di Pulau Banyak sangat menarik mata dunia, kususnya bagi para turis yang datang ke daerah ini, yaitu Pulau Banyak. 

Salah satu yang menjadi objek turis-turis itu datang ke Pulau Banyak adalah melihat keindahan pantainya (hutan bakau). Tetapi setelah terjadinya tragedi 2004 itu, secara derastis hutan bakau yang terdapat di pesisir pantai Pulau Banyak, kususnya Haloban, banyak yang mati dan mengakibatkan terkikisnya permukaan daratan, sehingga setiap kali musim Barat (Badai) tiba ombak tidak segan-segan menaiki daratan. Sebab, pelindung dari daratan itu sendiri telah mati. 

Hampir 500 hektar hutan bakau mati di sepanjang pesisir Pulau Banyak, kususnya Haloban. Empat tahun terakhir ini, pernah ada penghijauan kembali laut Pulau Banyak (Haloban), yaitu dengan cara menanam kembali bakau-bakau yang mati. Tetapi penghijauan itu tidak membuahkan hasil. Semua tanaman itu mati. Karena penanamannya yang kurang efisien (penanaman bakau itu tidak terpelihara).

Post a Comment

 
Top