Selaku penggemar sepak bola, saya selalu fokus pada klub
kebanggaan saya, Liverpool. Pemain-pemain yang merumput di Anfield (Stadion
kebanggaan Liverpool) selalu saya gemari. Di antara para pemain yang merumput
di Liverpool, adalah Steven Gerrard-lah pemain yang membuat saya demen sekali
dengan klub Kota Pelabuhan itu.
Sebagai generasi 90-an, nama Gerrard bukan lagi sebutan yang
asing. Bermain dengan intensitas tinggi, penuh dedikasi untuk klub. Loyalitas
bermain, pemain dengan punggung delapan (8) ini harus diacungi jempol. Memulai
karier pada tahun 1998 dan mendapat tempat permanenn di tim utama pada tahun
2000. Lantas dia menggantikan Sami Hyypia sebagai kapten tim pada tahun 2003.
Gerrard membuat debut internasional pada tahun 2000, dan
sejak itu mewakili Inggris di Kejuaraan Eropa pada tahun 2000 dan 2004, serta
Piala Dunia 2006—di mana ia adalah pencetak gol terbanyak tim dengan dua
gol—dan Piala Dunia 2010, di mana ia pertama kali menjadi kapten negaranya
setelah absennya kapten reguler Rio Ferdinand dalam turnamen karena cedera.
Dilansir dari Wikipedia.org, Gerrard telah digambarkan
sebagai "salah satu gelandang Inggris terbesar dalam sejarah, seorang
pemimpin sejati, dan seorang pelari tak kenal lelah dengan visi yang luar biasa
... dengan tembakan dari jarak jauh yang ditakuti di seluruh dunia dan pencetak
gol produktif untuk seorang gelandang." Gerrard datang sebagai pemain
kedua setelah Kenny Dalglish di "100 Players Who Shook The Kop",
dalam jajak pendapat penggemar Liverpool, dan datang pertama kali pada tahun
2013. Zinedine Zidane mengatakan pada tahun 2009 bahwa ia menganggap Gerrard
menjadi pemain sepak bola terbaik di dunia. Pada tahun 2005, Gerrard dihormati
sebagai UEFA Club Player of the Year dan memenangkan Ballon d'Or Bronze Award.
Ia juga telah ditunjuk untuk menjadi PFA Team of the Year tujuh kali, UEFA Team
of the Year dan FIFA World XI sebanyak tiga kali, dan menjadi PFA Players of
the Year pada tahun 2006 dan FWA Footballer of the Year pada tahun 2009. Dia
sampai saat ini adalah satu-satunya pesepak bola yang pernah mencetak gol di
Final Piala FA, Final Piala Liga, Final Piala UEFA dan Final Liga Champions.
Tembakan jarak jauh Steven Gerrard sangat mempuni. Di awal
kariernya, Gerrard membuat debutnya bersama tim utama Liverpool pada 29
November 1998 di babak kedua menggantikan Vegard Heggem saat berhadapan dengan
Blackburn Rovers, dan penampilan pertamanya sebagai starter terjadi dalam Piala
UEFA melawan Celta Vigo. Sebagai penganti dari Jamie Redknapp yang cedera,
Gerrard bermain dalam 13 pertandingan untuk Liverpool pada musim tersebut.
Pada musim 1999-2000 manajer Gerard Houllier menempatkan
Gerrard berpasangan dengan Jamie Redknapp sebagai gelandang tengah. Setelah
menjadi starter dalam 6 pertandingan awal, Gerrard diturunkan ke dalam bangku
cadangan saat derby lokal melawant Everton. Gerrard menggantikan Robbie Fowler
pada menit ke-66 namun kemudian dikeluarkan setelah menerima kartu merah
pertama dalam kariernya karena pelanggaran terhadap pemain Everton Kevin
Campbell di menit ke-90. Di musim tersebut, Gerrard mencetak gol pertamanya
untuk tim senior saat menang 4–1 atas Sheffield Wednesday.
Selain pemain ini, ada seorang pemain lain yang akhir-akhir
ini menbuat saya senang melihatnya ketika bermain. Baik diklub maupun bermain
untuk negara. Son Heung-min, pria asal Korea Selatan (Korsel) yang bermain di
Liga Inggri, Tottenham Hotspur. Bermain di posisi menyerang, Son membuat saya
lepas ketika menontonnya bermain bola. Drible-nya -dalam pandangan saya- sangat
terkontrol. Ketenangan bermain dan mampu membuka ruang bagi pemain. Ditambah
penyuplai bola, Eriksen, yang memiliki akurasi umpan yang brilian.
Son adalah seorang pemain yang memiliki kualitas mumpuni dan
mempunyai prospek masa depan yang bagus menjadi mega bintang. Memang, saat ini
nama Son belum setara dengan Steven Gerrard, Messi atau C. Ronaldo. Tapi, Son
bukan tidak mungkin menyetarakan namanya dengan mega bintang itu.
Di sini, saya bukan memuji bintang Korsel tersebut atau
membandingkannya dengan idola saya, Steven Gerrard. Sama sekali tidak. Saya
hanya menuliskan, bahwa saya suka melihat Son Heung-min bermain sepak bola.
Jika dikatakan saya ngefans, mungkin. Tapi tidak untuk klub yang dibelanya saat
ini. Saya masih mencintai Liverpool FC. Son memang luar biasa, tapi sayang dia
bermain di Tottenham Hotspur. Seandainya dia bermain di Liverpool, tentu,
dengan keahlian Juergen Klopp (Pelatih Liverpool saat ini), Son bukan tidak
mungkin memiliki karier yang akan melangit.
Salam The Red. #YNWA
Post a Comment