0
Lewat tengah malam di jalan Tunggulitam
bersama kawan lama
sambil cerita kampung halaman
yang sudah lama kami tinggalkan.

Jarak antara kami dan waktu
sejauh bentangan tangan.
Tapi kawanku malam itu
seakan mengajak aku
pulang ke masa dulu.

Lupa kami kopi yang sudah dipesan
di bungkus dalam plastik setengah kolian
lupa kami malam menerkam ubun-ubun.

Kami terus jalan kaki sambil cerita
sesekali kikik kami nyaring meringkik
sesekali kendaraan roda dua atau bentor
lewat dan menawari tumpangan: sewa.
Kami tidakkan.

Jalan Tunggulitam lewat tengah malam
bersama kawan lama
lupa kami bahwa jarak tempuh satu setengah jam
telah menguliti tapak kaki kami.
Lupa kami bahwa
alamat yang kami tuju
ternyata salah.

Padang, 27032017

Post a Comment

 
Top