Entahlah. Aku tak tahu bagaimana menceritakannya kepadamu. Sebab hari terkutuk itu telah mencekik uluhatiku meremas-remas pengharapanku....
Camar Laut dan Ikan Kecil-kecil
Ikan kecil-kecil menjentik-jentik permukaan air memanggil-manggil ikan yang besar. Ikan-ikan besar datang. Ikan kecil-kec...
Berilah Kami Doamu
Berilah kami doamu di hari yang telah ditentukan itu, doa sebagai kawan doa sebagai sesama makhluk dan doa sebagai hamba. Doa-doa itu ...
Kuatrin Malam
Aku kini berada pada persimpangan -memiliki dan memilih- lalu keduanya menyesak masuk dalam kamarku. Berbaringlah kekasih, dengan air ma...
Setelah Hari Ini
Setelah hari ini, sayangku ke mana laut akan kita layari, pelabuhan mana yang akan kita singgahi. Sementara perahu kita ingin sekali berk...
Kuatrin Malam II
Hangat air mata itu jatuh ke lubuk jantungku mendidih ubun-ubunku api dalam rabuku pun membeku menjadi kutub. Aku memelukmu dengan jiw...
Kembang Gula
Gula yang mereka warnai itu mereka sebut kembang gula kita menyebutnya kembang gila yang mekar di hati anak muda. Gula yang mereka war...
Tempat Pergi dan Kembali
Dari pintu ini, sayang tempat kita pergi dan kembali. Lihatlah kembali rumah itu tempatmu menumpahkan tangis yang riang. Walaupun kini ...
Jika Engkau Seorang Nelayan
Jika engkau seorang nelayan lantas engkau akan menjadi gelombang? Menggelinding di kaki pantai lalu terbenam di butir-butir pasir itu. ...
Menanti Bulan Sepuluh
Ada apa dengan bulan sepuluh? suatu kali kau tanya kepadaku tentang bulan sepuluh itu. Padahal sebelumnya aku pernah jelaskan bahwa bula...
Kapal Selam
Apa yang terus kita buru di laut itu, ayah? Apakah benar naga itu ada seperti cerita orang tua-tua? Dia diam saja mendengarkan celoteh...
Ombak di Laut Haloban
Pulauku jauh tak dapat kupandang dari kota ini pada waktu matahari terjatuh harum bunga karang yang sedang kembang dari laut Halo...
Hilangnya Karang Linon
Di antara Batu Runtuh dan Pulau Lamun ombak mengejar pohon-pohon bakau Karang Linon. Tempat lalunya -juga persinggahan ketika badai- pa...
Mendayung Perahu ke Tengah Laut
: buat adik Ini bukan perkara musim angin atau hujan. Juga bukan pasal pulau dan dermaga yang akan kautinggalkan. Melainkan pasal p...
Pintu Pulang
Sudah kita temukan jalan pulang itu, sudah waktunya meninggalkan rantau terkutuk ini, langkahkan kaki kecilmu melewati itu pintu ting...
Bukan Kuda Pacu
Sudah aku katakan dia bukanlah kuda pacuan seperti yang lain. Meski pun bentuk tubuhnya, mulai dari tungkai kaki, perut, paha, ekor, ku...
Melihat Pasar Malam
Melihat pasar malam bukanlah pergi tamasya yang perlu dirayakan. Tak usah membawa bekal seperti di hari libur, cukup bawa tas ransel,...
Buat yang Bertahun di Tanah Asing
Tanah orang memang indah, dik segala hasrat dan kehendak bisa ditunaikan tanpa perlu meminta izin kepada ayah-bunda terlebih dahulu. Ba...
Aku tak ingin Pergi ke Laut
Menyaksikan tali arus yang terentang panjang siulan camar bagai bunyi peluit itu pulau-pulau dengan pasir dan pohon kelapanya para nelaya...
Suatu Hari di Kembun Teh
:bersama maira Kaurangkul sepucuk lembah dengan bibir bergetar dengan angin kaurebahkan batang-batang ilalang dengan hujan kauhijauka...
Remah Hujan
Remah hujan telah membeku di bajumu berwarna hujau tua itu selayang-pandang kaubuang ke puncak gunung yang kabutnya tak terbilang lembah...
Nyanyian Ombak
Pada pantai aku berdentum dan meniggalkan luka pada angin mendesir dan meninggalkan sunyi Sedalam laut ini kutumpahkan segala sesepi ...
Hidrid
Di mana lagi kita akan menulis dan membaca sedang buku dan dinding batu telah penuh Pada laut mana kita akan layarkan layar kita sedan...
Mimpi Batu
Segala telah membeku dalam ragaku menjadi batu. Pasal rindu sudah bukan lagi sesuatu, ya, mesti berlalu. Kelak akan ada waktu di man...
Ada Rindu Digigitan Strawbery itu
:berkunjung ke daerah dingin Alahanpanjang Belum lagi hilang rasa candu kopi itu dalam teguk yang bergetar bahkan ampasnya masih menghit...
Lagi, hanya tentang Laut
Begitulah aku menyebutmu, sayang di bumi ini, di luas samudera membentang apa lagi yang kausimpan dalam dada selain dendam yang terus ...
Sajak Akhir Bulan
Memang sudah berakhir tanpa ada yang perlu disesali meski batin masih menyimpan nyeri Kini kau berdiri di antara pilihan yang tidak mun...
Pemandangan Laut
Laut biru dengan pantai putihnya serta karang-karang laut yang masih subur memberi daya tarik pagi para turis untuk datang ke Pulau Tuape...
Yang Pulang
Yang pulang , tak bisa pulang tahun-tahun berlalu begitu saja di bawah ketiaknya tanpa ada sehembus pun celaka. Ketiadaan itu membuatnya ...
Mantra dari Mata Pena
Setajam itukah bahasa yang kaucemplungkan dalam urat sajak sehingga aku harus berdarah terlebih dahulu sebelum membaca aku seperti dikul...
Lamau Kateubak
Tarian adat Mentawai Lamau Kateubak ketika sebelum pembukaan acara Festival Pesona Mentawai beberapa waktu lalu. (*) Lokasi: Pantai ...
Sepotong Rembulan di Malam Ulang Tahunmu
"Kita akan beli itu kue dengan lilin serta" ajakmu seraya tak sabar. Seekor kunang-kunang betina menyilaukan mata dengan cahay...
Doa Ketika Matahari Menguning
Kunaikkan sekali lagi bahasa gaib di waktu matahari sedang kuning agar jiwa dan kehidupan kita jauh dari segala muslihat, caci-maki,...
Akan Tiba Masanya
Akan tiba masanya di mana kau melepaskan segala yang ada cinta, rindu, nafsu mejadi ngilu yang pilu. Kau tinggalkan Padang tanpa melih...
Untuk Kekasih
; kado untuk maira (Selamat ulang tahun, Sayang) untukmu kekasih diam-diam aku berikan kepadamu rindu dari segenap ke...
Sajak Pagi Hari
Telah kulupakan kejadian semalam juga menguburnya jauh ke dalam liang paling jauh jika kaudatang sekarang kauakan menemukan aku yang baru...
Kekasihku Malam
Di detak jantungku ada ombak bergemuruh ada badai yang menghempas ada arus yang mengikat sedangkan kau adalah jelmaan dari semua itu. ...
Sepertinya Aku
:buat nenek & angku Sepertinya aku tak mampu membendung segunung luka hanya cukup membebat saja, tapi tali bebat itu suatu waktu aka...
Siang Ini Seharusnya Ada Kopi
Kekasihku sedang menangis di dalam kamarnya dia sedih karena banyak orang memusuhinya di luar rumah bahkan adik-adiknya pun ikut mencib...
Kawanku telah Pergi
Kawanku telah pergi meninggalkan rumah, meninggalkan tanah lahirnya sendiri. Hanya sepasang doa yang dia amalkan sebagai pituah. Aku ta...
Jangan Mengenang Hari yang Telah Lalu
Tak usah kau remukkan dirimu dengan hari lalu jangan pula merusak hatimu dengan racun tikus. Dua patah sajak kukira akan mampu membuka ma...
Permen Karet, Suatu Ketika
Dua potong permen karet aku beli di warung sebelah. Mereknya ikan hiu dengan balon di mulutnya. Sementara anak-anak yang bermain di depa...
Saudara dari Laut
Telah datang saudaraku dengan kapal tadi pagi. Setelah kokok ayam jantan pertama. Kujemput ia ke pelabuhan. Dingin di pagi itu begitu men...
Belajar Menulis Puisi
Aku tuliskan sebuah puisi untukmu huruf-hurufnya dari ranting kayu mati, kususun di atas kertas daun coklat tua. Inilah sajak kopi hari ...
Sajak Ikan Panggang
Dengan parang di tanganmu kau siangi tubuhku. Perih luka tak pernah kau rasakan meski merah darah membasahi tanganmu. Aku menggelepar m...
Mata Pisau
Bagai beling mengeriling mata pisau itu setelah diasah. Meski begitu dia tetap dingin. Dengan sikap yang dingin itu pula kadang kita l...
Hymne Perahu Ayah
Perahu ayah sedang melamun di tepian ini sudah seminggu. Terakhir dia pulang tanpa membawa apa-apa. Padang, 25012016
Dangau Kawa
Kucium juga akhirnya harum tubuhmu pada sebuah dangau persinggahan di batas kota Bukittinggi dan Luhak Limapuluh Kota. Kau mulanya malu-...
Salam dari Nazam
Aku dapat kiriman salam kawanku bilang salam ini sudah lama ia pegang namun baru hari ini berani lepas. Kawanku bilang ini salam sanga...
Bukan Puisi Kupu-kupu
Di batang asam yang sedang hijau kau temui seekor ulat, baru menetas dari telur. Ulat itu memakan daun asam secara brutal. Di ranting-...
Kapal Sajak
Kulihat ombak berkecamuk dalam laut, dan sebentar lagi pecah dalam dadaku. Aku akan hanyut entah ke mana. Padang, 01122015
Pintu Rumah
Kupandangi laut ini ombaknya terus datang anginnya mendengung burung-burungnya melintasi tali arus, kapal-kapalnya tinggalkan kenangan. ...
Teruslah Menjadi Malam
Malam sangat panjang membingkai kelam sehingga jalan-jalan terasa asing buat kita tempuh. Dari sisi lain, sunyi menukik ke dalam rabu, T...
Sajak Bulan Sabit
Lihatlah, gadisku, bulan sabit itu Muharram telah datang. Masa meminang akan segera tiba. Mari mengayuh sampan di bawah bulan itu, sayan...