0
Gadisku jelita. Memerahkan bibirnya dengan bibirku.
Di garis alis matanya ada jalan menuju pulang.
Mengapa pipimu merah-padam, gadisku.
Bukankah semalam kita telah mencelupkan rindu
pada sungai yang mengalir dari air matamu.
O, gadisku. Mimpiku memar dipukul malammu.
Seperti candu, harum tubuhmu membius. Jangan berjalan
di larut malam, gadisku. Para polisi sedang razia. Di hotel-hotel,
di kafe-kafe, di jalan-jalan yang pernah kita singgahi.

Padang, 19112015

Post a Comment

 
Top