Kau meminta dibuatkan taman bunga beserta bunga-bunganya. "Tak perlu besar, tak perlu luas" tuturmu. Aku tak punya tanah unt...
Analisis Puisi Hanna Fransisca | Esai Rakyat Sumbar 2014 | Hanna Fransisca dan Konde-nya**
Oleh Riyon Fidwar* Pengarang-pengarang peranakan Cina (Tionghoa) saat ini mulai menonjolkan dirinya (khususnya sastra) ke permuka...
Papan Catur
Papan catur hitam putih di atasnya kita berperang kudamu kudaku melompat menghadang walaupun pion-pion lebih dulu maju tapi kudamu kudak...
Kembang Mawar
Telah kubuatkan untukmu kembang mawar seperti yang kau inginkan. Sari-patinya kubuat dari kembang gula. Bila setiap kau jilati, bibir d...
Seperti Kota Mati
Tak ada lagi yang tersisa di sini, saat kau tenggelam di kota yang entah. Sepisau rindu menggorok batang leherku lalu aku menggelepar sep...
Aku Rindu Menggugurkan Petang Bersamamu
(judul ini diambil dari kronologimu) Sabar dulu, hari sekarang musim penghujan. Nanti punggungmu basah dan sakit. Agaknya besok atau...
Kita Hidup Seperti Bunga
Kita hidup seperti bunga di mana waktunya akan mekar dan gugur. Keindahan kita adalah kekuatan bahwa kita mampu merubah alam menjadi pr...
Tentang Kesunyian
Kesunyian itu adalah bahasa hampa yang bisa memakan daging dan usiamu. Janganlah kau ajak aku mengunjunginya sebab di sana tak ada apa-ap...
Menenun Puisi
Kau tenun puisi dari daun pandan kau warnai dengan lipstik Di dalamnya kau gambar ombak, api, kuda dan seseorang mengayunkan peda...
Untuk Alamamater
Aku sekarang berdiri di tengah galanggang samudera menantang semua badai. Di kaki langit masih ada awan dan laut tentu saja di ujun...
Ayat-Ayat Puisi
Sungai di matamu masih mengalirkan air yang dahulu, belum berubah rasanya. Kapal-kapal kita berlayar di dalamnya berkelana ke mua...